Parenting

Membantu Remaja Mengatasi Depresi: Panduan untuk Orang Tua

Diterbitkan pada 5 Agustus 2025

Seorang psikolog sedang berbicara dengan remaja perempuan dalam sesi konseling.

Masa remaja adalah masa transisi yang penuh gejolak. Perubahan hormon, tekanan akademik, dan pencarian jati diri bisa membuat remaja rentan terhadap masalah kesehatan mental, termasuk depresi. Namun, depresi pada remaja sering kali sulit dikenali karena gejalanya bisa disalahartikan sebagai "mood swing" biasa. Sebagai orang tua, memahami tanda-tandanya dan tahu cara merespons adalah hal yang krusial.

Mengenali Tanda Depresi pada Remaja

Depresi pada remaja bisa terlihat berbeda dari orang dewasa. Waspadai kombinasi dari gejala-gejala berikut:

  • Kesedihan dan Iritabilitas: Selain murung, remaja yang depresi sering kali menjadi sangat mudah tersinggung, marah, dan sensitif terhadap kritik.
  • Menarik Diri: Mereka mungkin mulai menjauh dari keluarga dan teman-teman, lebih banyak mengurung diri di kamar.
  • Penurunan Prestasi di Sekolah: Nilai yang anjlok, sering bolos, atau kesulitan konsentrasi bisa menjadi tanda bahaya.
  • Kehilangan Minat: Tidak lagi tertarik pada hobi atau aktivitas yang dulu sangat dinikmati.
  • Perubahan Pola Tidur dan Makan: Tidur terlalu banyak atau terlalu sedikit, makan berlebihan atau kehilangan nafsu makan.
  • Keluhan Fisik: Sering mengeluh sakit kepala atau sakit perut yang tidak jelas penyebabnya.
  • Pembicaraan tentang Kematian atau Bunuh Diri: Anggap serius setiap pembicaraan atau tulisan tentang kematian, bahkan jika diucapkan sambil bercanda.

Bagaimana Orang Tua Dapat Membantu?

1. Buka Jalur Komunikasi Tanpa Menghakimi

Ciptakan suasana di mana remaja merasa aman untuk berbicara. Dengarkan dengan empati, validasi perasaan mereka ("Ayah/Ibu mengerti ini pasti berat untukmu"), dan hindari langsung memberikan nasihat atau ceramah.

2. Tawarkan Dukungan, Bukan Solusi Instan

Katakan hal-hal seperti, "Ayah/Ibu ada di sini untukmu, kita akan lalui ini bersama." Hindari mengatakan, "Kamu harusnya bersyukur," atau "Semangat dong," karena ini bisa membuat mereka merasa lebih buruk.

3. Dorong Gaya Hidup Sehat

Ajak remaja untuk melakukan aktivitas fisik bersama, pastikan mereka makan makanan bergizi, dan bantu mereka membangun rutinitas tidur yang teratur. Gaya hidup sehat sangat berpengaruh pada suasana hati.

4. Batasi Penggunaan Media Sosial

Media sosial dapat memperburuk perasaan rendah diri dan isolasi. Buat aturan yang jelas tentang penggunaan gawai, terutama sebelum tidur.

5. Segera Cari Bantuan Profesional

Depresi adalah kondisi medis yang memerlukan penanganan profesional. Jangan ragu untuk mengajak remaja bertemu dengan psikolog atau konselor. Jelaskan kepada mereka bahwa ini adalah langkah untuk menjadi lebih sehat, sama seperti pergi ke dokter saat sakit fisik.

Menjadi pendamping bagi remaja yang depresi memang tidak mudah, tetapi dukungan orang tua adalah faktor terpenting dalam proses pemulihan mereka.

Jika Anda khawatir dengan kondisi mental remaja Anda, layanan konseling remaja di Mindset Psychology Surakarta dapat memberikan asesmen dan intervensi yang tepat untuk membantu mereka kembali menemukan cahayanya.